Selasa, 01 Oktober 2013

Lahiran normal atau caesar



Selama masa kehamilan, saya dan suami rutin check up ke dokter sebulan sekali. Di awal kehamilan, trimester pertama, saya terpaksa bed rest seminggu karena ada vlek. Beberapa tensions juga cukup membuat tertekan, tapi alhamdulilah saya dikelilingi teman-teman yang selalu mendukung dan menyemangati. Terlebih, suami selalu memonitor saya dari tempatnya bekerja. Dukungan-dukungan itulah yang menyebabkan kehamilan saya berkembang dengan baik.
Sebagai referensi, saya mempercayakan penanganan kehamilan kepada dokter Vincentia Merry, S.POg. di rumah sakit Panti Rapih. Alasannya, karena saya memilh dokter kandungan perempuan, dan rumah sakit yang ANTI SUSU FORMULA, rawat gabung, dan edukasi penanganan bayinya bagus. Untuk tempat kelahiran, awalnya saya berencana untuk lairan di Sragen, biar dekat keluarga. Saya sudah mengajukan cuti tanggal 23 Maret 2013 karena HPL masih tanggal 14 April 2013. Saya pikir lumayan lah 1 bulan untuk istirahat.
Namun demikian, pas tanggal 21 Maret, kamis malam jumat, saya terbangun dalam posisi celana basah kuyup. Saya pikir mungkin saya ngompol. Tapi setelah saya pikir-pikir lagi, masak iya ngompol sampai sebanyak ini. Lalu saya coba membau bekas ‘ompolan’ itu dan baunya tidak pesing. Saya curiga bahwa itu air ketuban yang rembes. Jadi ternyata faktor kelelahan itu kadang emaknya tidak merasa lelah, tapi kandungannya yang merasakan,
Well, akhirnya, saya menelfon ibu saya, suami saya, teman kerja saya, dan teman karib saya untuk :
-          Memastikan bahwa itu benarlah air ketuban
-          Melakukan langkah-langkah lanjutan untuk identfikasi persalinan
-          Setalah teridentifikasi bahwa memang itu tanda-tanda persalinan, saya mulai mengemas barang-barang
-          Dan dijemput dua teman karib saya, sekitar jam 10 malam, saya ke panti rapih untuk...melahirkan tentunya
Kondisi pecah ketuban, kalau di rumah sakit yang lain, biasanya akan langsung dinyatakan caesar. Tapi tidak dengan Panti Rapih, bahwa semua agen medis (perawat, bidan, dan dokter) menyatakan saya bisa melahirkan dengan cara normal. Sebenarnya, saya takut dengan lahiran normal yang katanya sakit. Tapi saya lebih takut disuntik anestesi, jadi ya bismillahirrahmanirrahim  saya berjuang sebisa mungkin untuk lahiran normal. Suami saya datang sekitar jam 11 malam karena menyusul dari tempatnya bekerja, diikuti ibu saya, dan bapak ibu mertua saya yang tiba sekitar 2 jam berikutnya.
Sebelum proses persalinan, perawat menanyai saya untuk konfirmasi tindakan-tindakan apa saja yang akan dilakukan sebelum-saat-dan sesudah proses persalinan. Diantaranya:
-          Lahiran normal/spontan
-          Jika ibu dan bayi dianggap tidak kuat, maka alternatif 1 diinduksi (pacu) atau 2 caesar.
-          Imunisasi hepatitis B akan langsung diberikan
-          Cek  penglihatan dan pendengaran
-           Cek bilirubin
-          Rawat gabung/pisah
-          Pemilihan kamar (waktu itu pilih VVIP kelas 1 karena kamar lain habiiiis—untung dapet rapelan dari kantor :p :D )
Setelah dicek, ternyata dalam semalam anak saya nyaman di bukaan 1. Alhasil, pagi jam tujuh, saya dimasuki alat untuk mengosongkan perut lewat lubang anus, lalu mandi dan sarapan, dan jam 8 saya disuntik (akhirnya disuntik juga) induksi (yang katanya terbaik) untuk mempercepat bukaan. Setelah berjibaku 5 jam, saya hampir menyerah untuk meminta caesar , tapi semua crew (2 bidan, 3 perawat, 2 asisten dokter) mengatakan: “nanggung kalo mau sesar mbak, ini ibarat dari jogja mau ke solo udah sampai kartasura. Makin cepat bayi keluar memang makin sakit”. Dan alhasil, sekitar jam 2.15 anak laki-laki saya keluar dengan selamat.
Dokter mengatakan bahwa dia melakukan tindakan episiotomi (menggunting sedikit jalan lahir untuk mempermudah bayi keluar) dengan 3 jahitan luar dan 13 jahitan dalam. Dokter menegaskan bahwa saya harus banyak2 makan protein (setara 1 ekor ayam dalam sehari) untuk mempercepat penyembuhan luka.
Setelah diadzanin, dibersihkan, dan ditimbang, putra kami: Aidan Akbar dan saya menuju gedung Carolus untuk pemulihan.
Alhamdulillah ya Allah, atas bantuanMu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar